Jumat, 01 Agustus 2008

Pelukis Nasional Pamer Lukisan 100 Tahun Kebangkitan Nasional

10 Mei 2008 | 13:08 WIB
Jakarta ( Berita ) : Momentum 100 Tahun Kebangkitan Nasional menjadi inspirasi bagi sejumlah pelukis nasional untuk menggoreskan kuas di atas kanvas dan menghimpun lukisan-lukisan terbaru mereka dalam sebuah pameran lukisan bertajuk “Sabang Merauke”
Pameran yang akan berlangsung di Galeri Cipta II Taman Ismail Marzuki mulai 22 Mei mendatang, diikuti 18 pelukis yang berasal dari berbagai suku bangsa.
Mereka adalah pelukis Jeihan, Remmy Sylado, Lian Sahar, Syahnagra Ismail, Jose Rizal, Yusuf Affendy, Sri Warso Wahono, Sapardi Djoko Damono, Jakob Sumardjo, Syah Ida, Tjandra Djohan, Jose Rizal, Azasi Adi, Dodo Abdullah, Eddy Hermanto, Abun, Winarti, Patrick, dan Iconk.

Jeihan, pelukis sekaligus penggagas pameran ini mengungkapkan 100 Tahun Kebangkitan Nasional adalah saatnya melakukan koreksi diri terhadap pencapaian yang telah diraih bangsa ini dan target apa yang akan dicapai kemudian.

Sejak dulu bangsa ini terdiri dari berbagai suku dari Sabang sampai Merauke. Bangsa ini bercita-cita luhur mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tapi apakah itu sudah terwujud? Mudah-mudahan dengan peringatan 100 Tahun Kebangkitan Nasional, bangsa ini sadar bahwa kepentingan bangsa dan negara harus lebih diutamakan,” kata pelukis asal Surakarta ini.

Jeihan mengatakan 50 lukisan akan dipamerkan, terdiri dari berbagai bentuk ukuran dan ragam jenis lukisan realis-naturalis, abstrak, ekspresionis, modern kontemporer, impresionis, dan ornamen hias.

Umumnya lukisan yang dihasilkan menggunakan media cat minyak di atas kanvas. Lukisan dipamerkan tanpa kurator karena para pelukis ini memilih sendiri lukisan yang akan dipajang.

Salah satu pelukis yang juga dosen Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Yusuf Affendy yang telah beberapa tahun meninggalkan cat dan kanvasnya mengaku sangat tergerak untuk kembali melukis setelah bertahun-tahun sibuk dengan kegiatan mengajar.

“Saya terinspirasi mahasiswa-mahasiswa saya dengan gerakan dan perjuangan mereka, semangatnya menggelora, inilah yang saya tuangkan dalam lukisan,” katanya.

Beberapa orang dalam pameran ini mengaku baru melukis untuk pertama kalinya. Prof Yakob Sumarjo, misalnya yang selama ini dikenal sebagai penulis dan dosen di IKJ, mengaku awalnya tidak percaya diri melukis.

“Tapi karena melukisnya bersama-sama dengan beberapa pelukis lain di sanggar Jeihan, maka saya sangat bersemangat melakukannya. Ada empat lukisan berhasil saya buat hanya dalam tempo enam jam,” katanya.

Jeihan menambahkan pameran ini akan dibuka Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo pada 22 Mei dan pameran akan berlangsung hingga 30 Mei mendatang.

“Baik dan buruknya negara kita tergantung bagaimana kita menyikapinya. Kalau ingin bangsa ini semakin baik, ya ayo kita wujudkan bersama. Semua saling membantu dan bahu-membahu dari Sabang sampai Merauke. Buruknya negara ini ya mari kita tinggalkan saja, karena itu tidak berguna” demikian Jeihan.( ant )

Pawai Dua Obor Nusantara Mengelilingi Indonesia

Walau sempat terhalang cuaca buruk, Pawai Obor Putih di Kabupaten Sorong tetap berjalan sukses. Sedangkan di Aceh, Pawai Obor Merah diisi dengan bakti sosial. Pawai ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat Kebangkitan Nasional.


Penyalaan Obor


 


Penyulutan Obor Nusantara warna putih dilakukan Menteri Dalam Negeri Mardyanto, di perbatasan wilayah paling Timur Indonesia pada 5 Juni 2008. Penyulutan Obor Nusantara itu dilakukan di Lapangan Pemda Merauke Jalan Brawijaya Merauke, sekitar pukul 10.00 WIT, bersamaan dengan penyulutan Obor Nusantara berwarna Merah di ujung wilayah Barat Indonesia tepatnya, Pulau We, Sabang-Provinsi Nangroe Aceh Darussalam oleh Menteri Sosial, Hamza Bactiar. Uniknya, api yang digunakan untuk menyalakan Obor itu bukan api sembarangan, tapi api yang dihasilkan dari 2 potongan bambu kering dengan cara digosok-gosokan sehingga menimbulkan panas lalu membakar serbuk yang ditempelkan pada kedua bambu itu.


 



Mendagri Mardiyanto menyalakan salah satu obor nusantara di Merauke. (merauke.go.id)


 


Pembuatan api dengan cara tradisional ini, dilakukan oleh masyarakat Papua Selatan masa lampau sebelum mengenal korek kayu atau gas yang ada sekarang ini. Setelah serbuk itu terbakar, api kemudian dipindahkan ke obor bambu. Selanjutnya, oleh sekelompok pemuda pemudi dengan mengunakan pakaian adat setempat menyerahkan ke Mendagri lalu oleh Mendagri menyulut Obor Nusantara yang sebelumnya dibawa langsung dari Jakarta. Bersamaan, Wagub Papua Alex Hesegem membacakan Indonesia Bisa! yang diikuti seluruh peserta upacara penyulutan Obor. Penyalaan Obor Nusantara ini disaksikan rombongan Mendagri, diantaranya mantan Caretaker Gubernur Papua Situmorang. Sejumlah Bupati dan wakil Bupati yang hadir diantaranya Bupati Boven Digoel Yusak Yaluwo, SH, M.Si, Bupati Mappi Drs Aminadap Yumame, dan Bupati Asmat Yuven Biakai dan Wakilnya Drs. F.B. Sorring. Juga Wakil Bupati Supriori, Keerom dan Sorong. Setelah Obor Nusantara menyala, selanjutnya diarak mengelilingi Kota Merauke dengan menggunakan sepeda gayung yang dihias setelah dilepas Mendagri Mardyanto. Ratusan pelajarpun dengan menggunakan sepeda hias turut meramaikan kirab arakan Obor Nusantara keliling Kota Rusa Merauke. Setelah mengelilingi Kota Merauke selanjutnya, Obor tersebut diterbangkan dengan menggunakan pesawat dan akan melewati 33 provinsi dan sedikitnya 251 kabupaten Kota di Indonesia sebelum sampai di Jakarta tercatat Kabupaten pertama yang disinggahi adalah Jayapura.


 


 


Jalur Timur (Obor Putih)


 


Pada tanggal 06 Juni 2008, Obor Nusantara tiba di Bandara Sentani Jayapura. Rombongan Obor Nusantara disambut oleh Bupati Jayapura dan diarak keliling Kabupaten. Setelah selesai Bupati Jayapura melepas Rombongan Obor Nusantara untuk menuju Kota Jayapura ke arah Kantor Gubernur Papua dan Rombongan diterima oleh Asisten I Sekdaprop Papua. Kemudian Obor disemayamkan di Kantor Dinas Sosial Dok 9 Kota Jayapura pada pukul 16.00 Wita.


 


Tanggal 07 Juni 2008, pukul 07.00 WIT, Rombongan Obor Nusantara menuju Kabupaten Manokwari di Propinsi Papua Barat dan tiba pada pukul 09.00 WIT disambut dan diterima oleh Bupati Manokwari yang kemudian diarak keliling Kota Manokwari. Kemudian pada pukul 13.00 WIT, dilaksanakan Upacara Serah Terima Obor. Acara kemudian dilanjutkan dengan kerja bakti berupa penghijauan dan bersih-bersih serta pengobatan gratis. Pada pukul 17.00 WIT, Obor disemayamkan di Pendopo Kabupaten Manokwari.


 


Pada tanggal 08 Juni 2008 pukul 12.00 WIT, dilaksanakan Upacara pelepasan Obor Nusantara untuk menuju ke Kabupaten Sorong. Upacara dilepas oleh Wakil Bupati Monokwari. Seyogyanya tiba di Kabupaten Sorong pada pukul 14.00 WIT, namun dikarenakan cuaca yang sangat buruk sekali, maka pesawat yang ditumpangi oleh rombongan Obor Nusantara melakukan memutar-mutar sebanyak 7 kali, dan akhirnya dapat mendarat dengan hard landing pada pukul 16.30 WIT. Setelah pesawat mendarat dengan keras, baik ambulance dan petugas pemadam kebakaran bersiap-siap menuju ke lokasi turunnya pesawat. Akhirnya pesawat mendarat dengan selamat dan rombongan obor nusantara disambut oleh Wakil Bupati Kabupaten Sorong. Rombongan kemudian diarak menuju Kota Sorong dan akhirnya obor nusantara disemayamkan di YONIF 752 Papua pada pukul 17.30 WIT. Pada pukul 20.00 WIT, dilaksanakan Dialog Kebangsaan di Markas KOREM, di mana pembicara dalam dialog tersebut adalah Staf Ahli Mendagri Ir.Agung Mulyana, M.Si.


 


Tanggal 09 Juni 2008, dilaksanakan Upacara Penerimaan Obor Nusantara oleh Staf Ahli Menteri Dalam Negeri bersama dengan Ibu Wakil Walikota Sorong, dan selanjutnya berkeliling dari Kabupaten Sorong menuju ke Kota Sorong dan berakhir kegiatan tersebut pada pukul 12.00 WIT. Adapun kegiatan lainnya yang dilaksanakan adalah kegiatan bhakti sosial berupa kerja bhakti.


 


Jalur Barat (Obor Merah)


 


Pada tanggal 06 Juni 2008 pukul 14.00 WIB, rombongan Obor Nusantara tiba di Banda Aceh. Api Obor diserahterimakan dari Sekda Kota Sabang ke Pemerintah Kota Banda Aceh yang diterima oleh Sekda Kota Banda Aceh dan selanjutnya api obor disemayamkan di Kantor Walikota Banda Aceh.


 


Tanggal 07 Juni 2008, Obor Nusantara dilepas untuk melanjutkan perjalanan menuju wilayah lainnya dalam wilayah Kota Banda Aceh sekaligus berkeliling Kota Banda Aceh. Di mana arak-arakan Obor Nusantara juga dilakukan oleh ABC (Aceh Bicycle Club) sebanyak 100 orang dan difasilitasi oleh Polygon Indonesia. Pada pukul 13.00, Rombongan Obor Nusantara menuju Kabupaten Aceh Besar dan menginap diperjalanan di Kecamatan Saree Kabupaten Aceh Besar.


 


Tanggal 08 Juni 2008 pukul 08.00 WIB, rombongan Obor Nusantara menuju Kabupaten Pidie dan disambut oleh Wakil Bupati Pidie beserta jajaran Pemerintah Kabupaten. Kemudian api obor disemayamkan di Kantor Bupati Kabupaten Pidie. Adapun kegiatan lainnya adalah Bakti Sosial berupa penghijauan di Lapangan Pase (Pinggir Pantai).


 


Tanggal 09 Juni 2008, pukul 09.00 - 10.30 dilaksanakan Dialog Kebangsaan bertempat di Aula Serbaguna Kabupaten Pidie yang dihadiri oleh elemen kepemudaan, unsur pemerintah dan masyarakat Pidie. Seusai Dialog, Obor Nusantara diarak keliling kota  dan kemudian dilepas untuk menuju Kabupaten Pidie Jaya. Direncanakan sore, sampai di Kabupaten Bireun. Antara Kabupaten Pidie dengan Kabuapten Pidie Jaya dilaksanakan serah terima di perbatasan pada pukul 12.00 WIB. Serah terima dilakukan dari Kadis Sosial Kabupaten Pidie dan yang menerima adalah Kadis Sosial Kabupaten Pidie Jaya. Selanjutnya rombongan obor nusantara menuju ke kota Pidie Jaya (Meredu). Setelah selesai berkeliling kota, kemudian rombongan diterima di Kantor Bupati Pidie Jaya, kemudian pada pukul 15.00 WIB, rombongan Obor Nusantara menuju ke Kabupaten Bireun.


 


Pada pukul 16.30 WIB, rombongan Obor Nusantara tiba di Kabupaten Bireun dan diterima oleh Asisten III Kabupaten Bireun. Selanjutnya rombongan menuju ke Ibukota Bireun. Upacara penerimaan Api Obor secara resmi berlangsung di Pendopo Kabupaten Bireun yang dipimpin oleh Wakil Bupati Bireun Gusmar Ismail. Pukul 15.00 WIB, dilaksanakan pengobatan gratis di RS.Dr.Fauziah Kabupaten Bireun. Pukul 20.30 WIB, digelar ramah tamah dan dialog di Pendopo Kabupaten dengan Narasumber Bupati Bireun Nurdin Abdurrahman, dengan peserta berasal dari komponen masyarakat Bireun, Ormas dan elemen masyarakat lainnya. Acara berakhir pada pukul 22.30 WIB.


Kedua Obor Nusantara ini diperkirakan akan dipertemukan di Monumen Nasional Jakarta. Obor Merah dan Putih ini akan dikirab terlebih dahulu berkeliling provinsi-provinsi se-Indonesia. Obor Merah akan menempuh rute dari barat melewati Pulau Sumatera sedang Obor Putih akan menempuh rute melewati provinsi-provinsi di kawasan timur Indonesia. Di setiap persinggahan, akan digelar kegiatan sosial serta diskusi kebangsaan. (Diolah dari berbagai sumber: merauke.go.id, obor-nusantara.com, dan antara.co.id)


Upacara Bendera dan Adat 100 Tahun Harkitnas di Kabupaten Muna

Upacara puncak 100 Tahun Hari Kebangkitan Nasional diadakan pada Selasa (20/5) dan diikuti oleh para pejabat, PNS, TNI, dan Polri di lingkungan Kabupaten Muna. Bertindak sebagai pembaca amanat dalam upacara tersebut adalah Wakil Bupati Kabupaten Muna Drs. H. La Bunga Baka.


Sebelumnya, diadakan pula upacara adat Pengambilan Air untuk momen 100 Tahun Harkitnas. Upacara ini dilaksanakan di Desa Wakumoro, Kecamatan Parigi, Kabupaten Muna. (Humas Kab. Muna)



Prosesi pengambilan air oleh tokoh adat di Parigi. (Humas Muna)



Penyerahan air kepada Camat Parigi disaksikan warga masyarakat. (Humas Muna)



Pembacaan Teks Pembukaan UUD 45 dalam upacara di Muna. (Humas Muna)



Wakil Bupati Muna H. La Bunga Baka saat membacakan amanat upacara. (Humas Muna)