Sabtu, 26 Januari 2008

Sepuluh Hukum Kepemimpinan I (Bill Newman)

Apa yang membedakan seorang manajer yang memiliki karakter "pemimpin"
dengan manajer "biasa" walaupun ia telah mengikuti berbagai macam pelatihan
kepemimpinan yang sangat keras? Mengapa ada pemimpin yang seperti
ditakdirkan sebagai orang besar, sedangkan ada pemimpin lainnya
disalahkan atau menyalahkan diri karena memimpin secara biasa-biasa saja. Jika
menurut anda perbedaan tersebut hanya terletak pada "keberuntungan" atau
"kesempatan", pendapat anda tidak sepenuhnya benar. Hanya sebagian kecil
dari pemimpin sukses mencapai keberhasilan besar melalui keberuntungan
dan kesempatan.

Berdasarkan suatu data statistik, banyak pemimpin besar meraih
keberhasilan dalam pekerjaan dan kehidupannya melalui seperangkat
hukum kepemimpinan yang mendetail dan merupakan prinsip-prinsip yang
telah diujicobakan. Sedangkan manajer "biasa", tanpa mengecilkan usaha
mereka dalam menjalankan sistem kepemimpinan lain yang cukup beragam,
pada kenyataannya tidak mempunyai banyak kesempatan untuk menjadi
seorang pemimpin sejati.

Dengan menerima kesepuluh prinsip ini atau paling tidak sebagian besar
darinya, kesuksesan berada tak jauh dari anda. Berikut adalah ringkasan
dari 10 hukum kepemimpinan yang telah diterima dan dikembangkan oleh
pelaku-pelaku bisnis dengan landasan yang cukup kuat sehingga
memungkinkan seorang manajer "biasa" membuat satu lompatan besar menjadi
seorang "pemimpin".

Hukum 1--Pemimpin memiliki visi
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Visi adalah kunci untuk memahami kepemimpinan. Seorang pemimpin sejati
tidak pernah kehilangan kemampuan seperti yang dimiliki anak-anak:
berimajinasi/bermimpi. Dan ini mereka ujudkan dalam bentuk visi; yaitu
impian tentang masa depan; atau seperti melihat sebuah lukisan besar
yang mana pemimpin itu sendiri ikut melukis suatu bagiannya. Dengan demikian,
visi menjadi sebuah tantangan dunia bagi setiap pemimpin untuk membuat
jejak langkah di sana, melalui kekuatan ide, kepribadian, nilai-nilai diri,
dan harapan.

Bagi kepemimpinan dan pengikutnya, tidak ada sesuatu yang lebih
menyenangkan dan memotivasi orang daripada visi untuk mendapatkan sesuatu
yang istimewa.
Maka, kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk
meraih tujuan yang diminati oleh sebagian besar kelompok tersebut. Di
lain pihak, tujuan tersebut menguntungkan bagi mereka. Oleh karena itu,
visi bersama haruslah menjadi perasaan yang komperehensif tentang posisi,
arah, dan cara hidup untuk meraih tujuan, dan apa yang akan dilakukan
ketika tujuan itu teraih. Visi seperti api ungun di perkemahan, dimana
orang-orang berkumpul mengelilinginya karena cahaya, energi, kehangatan,
dan kebersamaan.

Meski visi adalah impian, namun visi harus fokus dan khas. Visi yang
terlalu luas akan membuat pemimpin seolah-olah berada di awang-awang
dan kehilangan keberanian untuk mencoba. Visi anda harus berpijak pada
kenyataan sehingga tujuan bisa diraih dengan sukses dan tidak mematahkan
semangat anda dan orang-orang di sekitar anda.

Hukum 2--Pemimpin memiliki disiplin.

Di dunia ini berlaku hukum tak tertulis, apakah kita akan mendisiplinkan
diri sendiri atau yang akan didisiplinkan oleh orang lain. Keberhasilan
yang berlangsung terus menerus tidak bisa diraih tanpa disiplin,
ketekunan, dan usaha. Disiplin merupakan mandat bagi pemimpin untuk meraih
tujuan dan visi-visinya.

Salah satu kesalahan besar generasi kita adalah tidak terlalu menghargai
pentingnya kedisiplinan. Banyak orang terpengaruh oleh budaya superfisial
yang cenderung menolak segala bentuk pengekangan, dan mengikuti dorongan
alami diri kita untuk bersikap santai. Kita dengan mudah melupakan fakta
bahwa segala sesuatu dalam hidup tidak mungkin diraih tanpa disiplin.

Sangat sering terjadi seorang pemimpin meraih sukses pada tingkat
tertentu, dan kemudian berhenti dan kehilangan semangat bertarung. Mereka
harus kembali pada titik start mereka. Ini dikarenakan mereka kehilangan
milik mereka yang berharga, yaitu, kedisiplinan diri.

Hukum 3--Pemimpin memiliki kebijaksanaan

Pengetahuan dapat diingat, sedangkan kebijaksanaan menembus batas-batas
fisik. Kebijaksanaan adalah sesuatu yang memudahkan kita untuk
menggunakan pengetahuan secara benar. Kita hidup di jaman ledakan
penegtahuan. Berbagai studi memperlihatkan bahwa setengah dari pengetahuan
manusia telah ditemuan satu dekade yang lalu dan seterusnya. Lebih lanjut,
pengetahuan kita akan berlipat ganda pada dekade terakhir.

Pemimpin yang efektif selalu mengembangkan pengetahuannya dengan membaca.
Mereka mengumpulkan fakta yang diperlukan sehingga tidak terbatasi
dirinya dalam mengambil keputusan. Dengan berpengetahuan, seorang pemimpin
tidak takut, ragu-ragu, atau khawatir dalam menyelesaikan pekerjaan, dan
terbatu untuk mengatasi banyak masalah, sekaligus merupakan alat untuk
berproses.

Kebijaksanaan adalah bagaimana menggunakan pengetahuan yang dimiliki
dengan sebaik-baiknya, dan mengembangkan kemampuan untuk menyatakan pendapat.
Seorang pemimpin yang efektif memiliki penglihatan kebijaksanaan bukan
dari matanya, namun dari dalam dirinya. Kebijaksanaan menuntun diri seorang
pemimpin untuk mengenali suatu masalah terlebih dahulu sebelum masalah
itu terlanjur menjadi besar.

Hukum 4--Pemimpin memiliki keberanian.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Keberanian seringkali diungkapkan dengan istilah yang berbeda-beda. Ada
yang menyatakannya dalam istilah: kegagahan, kepahlawanan, kecerdikan.
Tetapi apa pun namanya, keberanian tidak pernah dapat didefinisikan.
Keberanian adalah suatu jalan untuk mengekspresikan kekuatan di dalam diri
kita, inti dari pikiran kita untuk melawan semua keganjilan, peneguhan bagi
kita untuk tetap bertahan pada posisi tersebut.

Tingginya gunung Himalaya menantang keberanian seorang pendaki.
Kesulitan pekerjaan memotivasi seorang pemimpin, dan kebutuhan akan
bersaing memberikan inspirasi bagi pemimpin. Kepemimpinan sejati adalah
mengatakan "ya" untuk hidup, tidak menghindar ketika tugas memanggil.
Keberanian adalah bertindak dalam ketakutan, bukan tanpa ketakutan. Keberanian
adalah melakukan hal yang ditakutkan. Jika anda melakukan sesuatu tanpa takut,
itu bukan keberanian.

Kepemimpinan adalah perjuangan yang memerlukan keberanian. Memiliki
keberanian berarti melakukan sesuatu yang diyakini benar, dan bersedia
menanggung segala resikonya. Ada beberapa alasan untuk menciptakan
keberanian: pemimpin sejati ingin hidup untuk sebuah alasan yang benar
dan luhur. Pemimpin sejati sadar bahwa orang memperhitungkan mereka,
organisasi dan tim mereka, bahkan keluarga mereka. Pemimpin sejati selalu
menjaga visinya menyala dalam dirinya. Inilah yang menumbuhkan keberanian.